Cerita Rakyat Trenggalek Cerita Rakyat yang paling terkenal di Trenggalek adalah certita tentang Minak Sopal. Dia merupakan Salah satu Adipati di kota Trenggalek Di ceritakan pada suatu masa daerah Trenggalek mengalami kesulitan pangan, Akirnya Menak Sopal membangun bendungan di daerah Bagong. Tetapi setelah bendungan tersebut jadi selalu rusak kembali. Ternyata itu akibat ulah dari siluman Bajul Putih. Atas keahlian dari Menak sopal akirnya bendungan tersebut bisa di selesaikan. Bagaimana cerita tentang Menak Sopal ?? Dari http://mulyonoibrahim.com Bagaimana dengan cerita tentang Menak Sopal ? Tidak jauh beda. Sebagaimana kita ketahui Menak Sopal adalah seorang pahlawan rakyat Trenggalek. Beberapa ahli sejarah Trenggalek yang pernah saya temui mengatakan bahwa Menak Sopal bukan saja seorang bupati pertama yang dikirim pemerintahan Demak, tetapi juga seorang da`i, penyiar |
Kamis, 08 Maret 2012
SEJARAH KOTA TRENGGALEK
Senin, 05 Maret 2012
Sejarah Internet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan dengan Internet. (Diskusikan) |
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
(3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini
dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36)
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak
zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan,
yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai
sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa
perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai
bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar
Nusantara.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan
persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit
pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia
yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong
perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik,
perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan
bahasa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini
bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia,
baik di tingkat pusat maupun daerah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
Perancis merupakan negara yang sangat istimewa. Lihatlah nama hotel yang
ditempati beliau. Itulah buktinya bahwa mereka mencintai bahasanya.
Seandainya negara Indonesia seperti negara Perancis yang mencintai
bahasanya, maka masyarakat Indonesia tidak lagi sok nginggris.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas,
bahwa era globalisasi bukan menjadi hambatan untuk mencintai bahasanya
sendiri. Ternyata di bahasa oleh ahli-ahli bahasa yang terkenal dalam
seminar di Jakarta yang membahas. Mencari jalan keluar dari kondisi
Departemen Pendikan Nasional tengah menyusun Rancangan Undang-Undang
Kebahasaan. Rancangan itu berfungsi untuk melindungi Undang-Undang
penggunaan bahasa Indo Sedangkan, untuk penggunaan bahasa sehari-hari di
dalam masyarakat tidak diatur. Bahasa gaul, prokem, slang, dan
sebagainya tidak terlalu dipermasalahkan sepanjang tidak dipakai dalam
situasi formal. Penggunaan variasi bahasa-bahasa tersebut selalu ada di
dalam masyarakat yang berkembang. Penggunaan bahasa itu baru dirisaukan
jika digunakan oleh media atau dalam situasi formal.
Bahasa Indonesia itu penting diatur oleh Undang-Undang dikarenakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Bila bahasa Indonesia tidak diatur
oleh Undang-Undang, masyarakat akan seenaknya menggunakan bahasa yang
mereka anggap itu gaul
2. Penggunaan bahasa Indonesia yang baku harus digunakan pada situasi formal
PENTINGNYA BELAJAR BAHASA INDONESIA
“Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari
1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
(1) lambang kebanggaan nasional
(2) lambang identitas nasional
(3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang social
budaya dan bahasanya.
(4) alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
Sebagai lambang kebanggaan nasional,bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial
budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan
bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya;
dan kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita
terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah
diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan
memelihara dan mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan
masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan
berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan,
cita-cita, dan rasa nasib yang sama.
Dengan bahasa Indonesia, bangsa
Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa
bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain.
Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa
Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih
tercermin dalam bahasa daerah masing-masing.
Hanya ada dua bahasa yang bisa
diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi
dari dua bahasa itu, bahasa Melayu lah yang lambat laun akan menjadi
bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Dari uraian di atas tentang Bahasa
Indonesia,dapat diketahui betapa pentingnya kita sebagai warga Indonesia
terutama generasi muda untuk belajar,memahami,mencintai bahasa
Indonesia dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita haruslah
bangga menggunakan bahasa Indonesia tentunya dengan ejaan,pengucapan,
penulisan secara lisan maupun tulisan yang tepat dan benar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan penggunaan bahasa Indonesia yang berlaku.Kita
tidaklah harus malu atau gengsi dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
baik kepada semua orang,sebab
bahasa Indonesia merupakan identitas diri kita yang menyatakan kepada
seluruh orang atau dunia bahwa diri kita adalah warga negara Indonesia.
Dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan masyarakat di
seluruh pelosok nusantara yang masing-masing daerah memiliki bahasa
daerah yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
Menerapkan dan menggunakan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar akan menjadi
bukti kecintaan kita kepada bahasa dan negara kita yaitu Indonesia.
Di zaman moderen ini mencintai bahasa bangsa sendiri merupakan kebanggaan besar terutama bangsa Indonesia yang cinta akan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan di seluruh wilayah kepulauan Indonesia.
Dari orang kalangan bawah sampai
kalangan atas selalu mengucapkan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi
sehari-hari. Sebagai orang Indonesia kita harus bangga karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa nasional atau bahasa resmi negara.
Apabila dilihat dari latar belakang
sejarahnya, bahasa Indonesia mengalami masa-masa yang cenderung menurun
dan naik. Pada saat Imdonesia masih dijajah oleh Belanda, bahasa
Indonesia jarang sekali digunakan karena di pemerintahan Belanda hanya
menggunakan bahsa Belanda, bahasa Melayu, atau bahasa daerah
lainnya.Akan tetapi, ketika Indonesia dijajah oleh Jepang, bahasa
Indonesia mengalami kemajuan sebab pada saat itu pemerintahan Jepang
melarang keras digunakannya bahasa-bahasa barat, dan bahasa yang boleh
digunakan hanya bahasa Indonesia.
Di era proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia, Ir. Soekarno dan Mohhamad Hatta membacakan teks proklamasi
dengan bahasa Indonesia. Berita tentang proklamasi tersebut menyebar
hampir ke seluruh penjuru tanah air. Rakyat Indonesia yang mengetahui
proklamsai kemerdekaan Indonesia menyambutnya dengan gembira dan lalu
berkata “Indonesia merdeka”.
Sekarang, bahasa Indonesia digunakan
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari kota besar hingga pelosok desa
orang-orang memakai bahasa Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa bahsa
Indonesia adalah bahasa luhur, basa yang mempunyai makna tersendiri bagi
bangsa Indonesia .
Maka, penggunaan bahasa Indonesia
sekarang ini sudah sesuai dengan cita-cita proklamasi yaitu terwujudnya
bahasa Indonesia sebagai bahas persatuan orang Indonesia.Sebagai orang
Indonesia mari kita menghormati,menjunjung,dan melestarikan bahasa
Indonesia. Semoga dengan demikian bahasa Indonesia tetap selalu dikenal
hingga akhir zaman.
Sebagai bangsa, kita sudah sepakat
memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Sejak dicetuskan pada
2 Mei 1926 dalam Kongres Pemuda I, dan kemudian “disumpahkan” pada 28
Oktober 1928, bahasa Indonesia kemudian jatuh-bangun menjadi bahasa
komunikasi di seantero nusantara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi,
juga bahasa pergaulan sehari-hari. Di Jakarta orang berbahasa
Indonesia, di Ternate pejabat berpidato dengan bahasa Indonesia.
Tua-muda pun berbahasa Indonesia. Oleh negara, bahasa Indonesia ini
kemudian dikawal sedemikian rupa supaya semakin merata dan memenuhi
kaidah berbahasa. Ada proses pembakuan yang sistematis digulirkan.
Hasilnya berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD), Tesaurus Bahasa Indonesia, dan rujukan-rujukan berbahasa
Indonesia lainnya, baik keluaran instansi pemerintah seperti Pusat
Bahasa, maupun besutan linguis partikelir. Sampai kini pun belum
sempurna benar. Masih banyak cacat bahasa di sana-sini yang tak kunjung
dilinguisterapi (linguisterapi: terapi berbahasa). Ambil contoh soal
‘k-p-t-s’ yang luruh-tidaknya saat bersetubuh dengan awalan ‘me-’ masih
riuh bergemuruh. Ada yang bilang seluruhnya luruh, ada yang sahut khusus
serapan dari bahasa asing saja yang luruh. Bahasa Indonesia yang oleh
beberapa kalangan diperjuangkan betul kebakuannya tidak akan membeku.
Sebab, kebakuan berbahasa lewat bahasa tulis berpotensi menjauhkan kita
dari orisinalitas berpikir kreatif. Dan ujungnya, bahasa Indonesia akan
menjadi momok bagi penggunanya sendiri.
Salah satu butir dari sumpah pemuda adalah “mengaku berbahasa satu, bahasa indonesia”.
Makna dari berbahasa satu adalah bukan berarti seluruh warga Indonesia
harus berbahasa tunggal yaitu bahasa Indonesia dengan meninggalkan
bahasa-bahasa daerah yang dimiliki. Tapi melainkan menjunjung tinggi
kebesaran bahasa Indonesia sebagai media pemersatu semua suku dan bangsa
yang ada di NKRI.
Namun pada kenyataannya, jangankan untuk menjunjung tinggi dan mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, berbahasa yang baik dan benar saja masih belum bisa. Sering kita mendengar atau membaca bahasa Indonesia yang tidak tepat. Kalau itu terjadi pada percakapan atau surat menyurat secara tidak resmi mungkin tidak akan menjadi masalah, tapi lain halnya kalau hal itu terjadi pada moment-moment resmi atau penting.
Dalam bidang jurnalistik saja, yang notabene para ahli bahasa masih sering ditemui kekeliruan dalam penggunaan bahasa. Sering saya sebagai penulis mendengar bahasa pemeberitaan di TV sangat lucu didengarnya. Contoh : “Banyak gedung sekolah yang kondisinya sangat memperihatinkan dan tidak layak pakai, tapi pemerintah masih belum bisa membenarkan gedung-gedung tersebut”. Hal tersebut merupakan salah satu contoh, bahwa bangsa Indonesia belum seutuhnya mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan demi mendapatkan nasionalisme yang luntur itu:
Namun pada kenyataannya, jangankan untuk menjunjung tinggi dan mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, berbahasa yang baik dan benar saja masih belum bisa. Sering kita mendengar atau membaca bahasa Indonesia yang tidak tepat. Kalau itu terjadi pada percakapan atau surat menyurat secara tidak resmi mungkin tidak akan menjadi masalah, tapi lain halnya kalau hal itu terjadi pada moment-moment resmi atau penting.
Dalam bidang jurnalistik saja, yang notabene para ahli bahasa masih sering ditemui kekeliruan dalam penggunaan bahasa. Sering saya sebagai penulis mendengar bahasa pemeberitaan di TV sangat lucu didengarnya. Contoh : “Banyak gedung sekolah yang kondisinya sangat memperihatinkan dan tidak layak pakai, tapi pemerintah masih belum bisa membenarkan gedung-gedung tersebut”. Hal tersebut merupakan salah satu contoh, bahwa bangsa Indonesia belum seutuhnya mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan demi mendapatkan nasionalisme yang luntur itu:
Cara 1: Mendengarkan musik Indonesia
Cara 2: Membaca karya-karya sastrawan Indonesia
Cara 3: Menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Cara 4: Berbicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Cara 5: Buka kamus
Cara 6: Bangga saat menggunakan bahasa Indonesia
Cara 7: Miliki teman-teman dengan kemampuan bahasa Indonesia yang lebih baik
Cara 8: Pelajari bahasa asing
Berbahasa sangat erat kaitannya dengan
kebebasan seseorang dalam berekspresi. Ekspresi inheren dengan gaya dan
kepribadian seseorang yang sangat personal sifatnya. Bangsa ini harus
punya sikap untuk mencintai apa yang dimiliki, termasuk bahasa Indonesia
yang diakui sebagai bahasa pemersatu di Tanah Air. “Jika kita sekarang
menggaungkan pendidikan berkarakter, ya harus jelas bahwa karakter yang
dibangun karakter Indonesia. Salah satunya dengan membuat anak-anak muda
mencintai bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya sebagai alat
komunikasi untuk memajukan bangsa dalam pengetahuan,”
“Kita harus yakin dengan berbahasa
Indonesia kita tetap bisa berdaya saing global. Tantangan sekarang,
bagaimana membuat anak-anak mampu memiliki keterampilan berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan fokus pada
meningkatkan minat baca dan menulis,”
Bahasa Indonesia bisa menjadi Bahasa
Internasional jika bahasa Indonesia juga merupakan sebagai jati diri
bangsa Indonesia yang menjadi bahasa Internasional. Melihat perjalanan
sejarah yang sangat unik ini, sepantasnya masyarakat Indonesia berbangga
hati dan mencintai bahasa Indonesia sebagai bagian yang melekat pada
dirinya.
*KESIMPULAN*
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28
Oktober 1928. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa
negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang
Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia. Sebagai lambang kebanggaan nasional,bahasa
Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa
Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia,
kita harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus
mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa
Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan
acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan
mengembangkannya.
Bahasa Indonesia, dapat diketahui betapa
pentingnya kita sebagai warga Indonesia terutama generasi muda untuk
belajar memahami dan mencintai bahasa Indonesia serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kita haruslah bangga menggunakan bahasa
Indonesia tentunya dengan ejaan, pengucapan, penulisan secara lisan
maupun tulisan yang tepat dan benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan
penggunaan bahasa Indonesia yang berlaku. Kita tidaklah harus malu atau
gengsi dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik kepada semua
orang,sebab bahasa Indonesia merupakan identitas diri kita yang
menyatakan kepada seluruh orang atau dunia bahwa diri kita adalah warga
negara Indonesia.
Dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan masyarakat di
seluruh pelosok nusantara yang masing-masing daerah memiliki bahasa
daerah yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya.
Menerapkan dan menggunakan bahasa
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar akan menjadi
bukti kecintaan kita kepada bahasa dan negara kita yaitu Indonesia. Di
zaman moderen ini mencintai bahasa bangsa sendiri merupakan kebanggaan
besar terutama bangsa Indonesia yang cinta akan bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia digunakan di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Dari
orang kalangan bawah sampai kalangan atas selalu mengucapkan bahasa
Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari. Sebagai orang Indonesia kita
harus bangga karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional atau
bahasa resmi negara. Tetapi bangsa Indonesia ada juga yang belum
seutuhnya mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Maka,
kita harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan cita-cita
proklamasi yaitu terwujudnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
orang Indonesia.Sebagai orang Indonesia mari kita
menghormati,menjunjung,dan melestarikan bahasa Indonesia. Semoga dengan
demikian bahasa Indonesia tetap selalu dikenal hingga akhir zaman.
Sumber : http://www.peutuah.com/sejarah-bahasa-indonesia/
ILMU GOIB KEJAWEN
Diposkan oleh
Al-Hamdan الحمدان ,
Label:
ILMU GHOIB KEJAWEN
09:29
Ilmu
Ghaib adalah kemampuan melakukan sesuatu yang tidak wajar melebihi
kemampuan manusia biasa, sering juga disebut sebagai Ilmu Metafisika,
Ilmu Supranatural atau Ilmu Kebatinan karena menyangkut hal-hal yang
tidak nampak oleh mata. Beberapa kalangan menganggap Ilmu Gaib sebagai
hal yang sakral, keramat dan terlalu memuliakan orang yang memilikinya,
bahkan menganggap wali atau orang suci. Perlu diterangkan, bahwa
keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang suci kekasih Tuhan)
tidak sama dengan Ilmu Gaib yang sedang kita pelajari. Wali tidak pernah
mengharap mempunyai keajaiban tersebut. Karomah itu datang atas
kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh dan rendah
hati. Sementara kita adalah orang yang meminta kepada Allah agar
melimpahakan kekuasaan-Nya untuk keperluan kita.
Dalam hasanah perkembangan Ilmu Gaib di Indonesia, kita mengenal dua aliran utama yaitu Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen. Aliran Hikmah berkembang di kalangan pesantren dengan ciri khas doa/mantra yang murni berbahasa Arab (kebanyakan bersumber dari Al-Quran). Sedangkan aliran Kejawen yang ada sekarang sebetulnya sudah tidak murni kejawen lagi, melainkan sudah bercampur dengan tradisi islam. Mantranya pun kebanyakan diawali dengan basmalah kemudian dilanjutkan dengan mantra jawa. Oleh kerena itu, saya menyebutnya Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen. Tradisi islam-kejawen inilah yang lebih banyak mewarnai keilmuan Silat Rohani.ALIRAN ISLAM KEJAWENIlmu Gaib Aliran Islam Kejawen bersumber dari alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh subur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional). Awal mula aliran ini adalah budaya masyarakat jawa sebelum islam datang yang memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Para pengembang ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah do’a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.
Di Indonesia, khususnya orang jawa, pasti mengenal Sunan Kali Jaga (Raden Said). Beliau inilah yang paling banyak mewarnai paham islam-kejawen yang dianut orang-orang jawa saat ini. Sunan Kali jaga menjadikan kesenian dan budaya sebagai kendaraan dakwahnya. Salah satu kendaran Sunan Kali Jaga dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung. Kidung-kidung yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan. Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung “Rumeksa Ing Wengi” yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Gaib atau Ilmu Supranatural, karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai kemampuan supranatural.KONSEP ALIRAN ISLAM KEJAWEN
Setiap perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan seseorang. Perilaku-perilaku tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu ini disebut dengan tirakat, ritual, atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan sebagai syarat yang harus dipebuhi untuk mendapatkan suatu ilmu.PEMBANGKITAN & PENABUNGAN ENERGIKarena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib Aliran Islam Jawa yaitu Penabungan Energi. Jika badan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan agar anda tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh kekuatan supranatural, Anda perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib pengisian energi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu yang ingin dikuasai. Cara-cara penabungan energi lazim disebut Tirakat.LELAKU TIRAKATAliran Islam Kejawen mengenal tirakat (syarat mendapatkan ilmu) yang kadang dianggap kontroversial oleh kalangan tertentu. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa. wirid tertentu, mantra, pantangan, puasa atau penggabungan dari kelima unsur tersebut. Ada puasa yang disebut patigeni (tidak makan, minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain. Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang melakukan tirakat.KHODAMSetiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam adalah mahluk ghaib yang menjadi “roh” suatu ilmu. Khodam itu akan selalu mengikuti pemilik ilmu. Khodam disebut juga Qorin, ialah mahluk ghaib yang tidak berjenis kelamin artinya bukan pria dan bukan wanita, tapi juga bukan banci. Dia memang diciptakan semacam itu oleh Allah dan dia juga tidak berhasrat kepada manusia. Hal ini berbeda dengan Jin yang selain berhasrat kepada kaum jin sendiri kadang juga ada yang “suka” pada manusia.MACAM ILMU ALIRAN KEJAWENBerikut adalah klasifikasi ilmu gaib bedasarkan fungsinya menurut Erlangga. Mungkin orang lain membuat klasifikasi yang berbeda dengan klasifikasi menurut Erlangga. Hal tersebut bukan masalah karena memang tidak ada rumusan baku tentang klasifikasi ilmu Gaib.
Dalam hasanah perkembangan Ilmu Gaib di Indonesia, kita mengenal dua aliran utama yaitu Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen. Aliran Hikmah berkembang di kalangan pesantren dengan ciri khas doa/mantra yang murni berbahasa Arab (kebanyakan bersumber dari Al-Quran). Sedangkan aliran Kejawen yang ada sekarang sebetulnya sudah tidak murni kejawen lagi, melainkan sudah bercampur dengan tradisi islam. Mantranya pun kebanyakan diawali dengan basmalah kemudian dilanjutkan dengan mantra jawa. Oleh kerena itu, saya menyebutnya Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen. Tradisi islam-kejawen inilah yang lebih banyak mewarnai keilmuan Silat Rohani.ALIRAN ISLAM KEJAWENIlmu Gaib Aliran Islam Kejawen bersumber dari alkulturasi (penggabungan) budaya jawa dan nilai-nilai agama islam. Ciri khas aliran ini adalah doa-doa yang diawali basmalah dan dilanjutkan kalimat bahasa jawa, kemudian diakhiri dengan dua kalimat sahadad. Aliran Islam Jawa tumbuh subur di desa-desa yang kental dengan kegiatan keagamaan (pesantren yang masih tradisional). Awal mula aliran ini adalah budaya masyarakat jawa sebelum islam datang yang memang menyukai kegiatan mistik dan melakukan ritual untuk mendapatkan kemampuan suparantural. Para pengembang ajaran islam di Pulau Jawa (Wali Songo) tidak menolak tradisi jawa tersebut, melainkan memanfaatkannya sebagi senjata dakwah.Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya adalah do’a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.
Di Indonesia, khususnya orang jawa, pasti mengenal Sunan Kali Jaga (Raden Said). Beliau inilah yang paling banyak mewarnai paham islam-kejawen yang dianut orang-orang jawa saat ini. Sunan Kali jaga menjadikan kesenian dan budaya sebagai kendaraan dakwahnya. Salah satu kendaran Sunan Kali Jaga dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung. Kidung-kidung yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan. Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung “Rumeksa Ing Wengi” yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Gaib atau Ilmu Supranatural, karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai kemampuan supranatural.KONSEP ALIRAN ISLAM KEJAWEN
Setiap perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan seseorang. Perilaku-perilaku tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu ini disebut dengan tirakat, ritual, atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan sebagai syarat yang harus dipebuhi untuk mendapatkan suatu ilmu.PEMBANGKITAN & PENABUNGAN ENERGIKarena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib Aliran Islam Jawa yaitu Penabungan Energi. Jika badan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan agar anda tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh kekuatan supranatural, Anda perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib pengisian energi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu yang ingin dikuasai. Cara-cara penabungan energi lazim disebut Tirakat.LELAKU TIRAKATAliran Islam Kejawen mengenal tirakat (syarat mendapatkan ilmu) yang kadang dianggap kontroversial oleh kalangan tertentu. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa. wirid tertentu, mantra, pantangan, puasa atau penggabungan dari kelima unsur tersebut. Ada puasa yang disebut patigeni (tidak makan, minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain. Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang melakukan tirakat.KHODAMSetiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam adalah mahluk ghaib yang menjadi “roh” suatu ilmu. Khodam itu akan selalu mengikuti pemilik ilmu. Khodam disebut juga Qorin, ialah mahluk ghaib yang tidak berjenis kelamin artinya bukan pria dan bukan wanita, tapi juga bukan banci. Dia memang diciptakan semacam itu oleh Allah dan dia juga tidak berhasrat kepada manusia. Hal ini berbeda dengan Jin yang selain berhasrat kepada kaum jin sendiri kadang juga ada yang “suka” pada manusia.MACAM ILMU ALIRAN KEJAWENBerikut adalah klasifikasi ilmu gaib bedasarkan fungsinya menurut Erlangga. Mungkin orang lain membuat klasifikasi yang berbeda dengan klasifikasi menurut Erlangga. Hal tersebut bukan masalah karena memang tidak ada rumusan baku tentang klasifikasi ilmu Gaib.
1. Ilmu Kanuragan atau Ilmu Kekebalan
Ilmu
kanuragan adalah ilmu yang berfungsi untuk bela diri secara
supranatural. Ilmu ini mencakup kemampuan bertahan (kebal) terhadap
serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa.2. Ilmu Kawibaan dan Ilmu PengasihanInilah
ilmu supranatural yang fungsinya mempengaruhi kejiwaan dan perasaan
orang lain. lmu Kewibaan dimanfaatkan untuk menambah daya kepemimpinan
dan menguatkan kata-kata yang diucapkan. Orang yang menguasai Ilmu
Kewibawaan dengan sempurna akan disegani masyarakat dan tidak satupun
orang yang mampu melawan perintahnya apalagi berdebat. Bisa dikatakan
bila Anda memiliki ilmu ini Anda akan mudah mempengaruhi dan membuat
orang lain nurut perintah Anda tanpa berpikir panjang. Sedangkan Ilmu
Pengasihan atau ilmu pelet adalah ilmu yang berkaitan dengan maslah
cinta, yakni membuat hati seseorang yang Anda tuju menjadi simpati dan
sayang. Ilmu ini banyak dimanfaatkan pemuda untuk membuat pujaan hati
jatuh cinta padanya. Ilmu ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuat
lawan yang berhati keras menjadi kawan yang mudah diajak berunding dan
memulangkan orang yang minggat.3. Ilmu Trawangan & Ngrogoh Sukmo
Jika Anda ingin tahu banyak hal dan bisa melihat kemana-mana tanpa keluar rumah, maka kuasailah ilmu trawangan. Ilmu trawangan berfungsi untuk menajamkan mata batin hingga dapat menangkap isyarat yang halus, melihat jarak jauh, tembus pandang dan lain-lain. Sedangkan Ilmu Ngrogosukmo adalah kelanjutan dari Ilmu Trawagan. Dalam ilmu trawangan hanya mata batin saja yang berkeliaran kemana-mana, sedangkan jika sudah menguasai ilmu ngrogosukmo seseorang bisa melepaskan roh untuk melakukan perjalanan kemanapun dia mau. Baik Ilmu Trawangan maupaun Ngrogosukmo adalah ilmu yang tergolong sulit dipelajari karena membutuhkan keteguhan dan kebersihan hati. Biasanya hanya dikuasi oleh orang yang sudah tua dan sudah tenang jiwanya.4. Ilmu Khodam
Seseorang disebut menguasai ilmu khodam bila orang yang tersebut bisa berkomunikasi secara aktif dengan khodam yang dimiliki. Khodam adalah makhluk pendamping yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah-perintah tuannya. Khodam sesungguhnya berbeda dengan Jin / Setan, meskipun sama-sama berbadan ghaib. Khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.5. Ilmu Entertainment (Atraksi)
Ada ilmu supranatural yang hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Sepintas ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas dan air keras. Contoh yang sering kita lihat adalah ilmunya para pemain Debus.6. Ilmu Pengobatan & Kesehatan
Masuk dalam kelompok ini adalah ilmu gurah (membersihkan saluran pernafasan), Ilmu-ilmu pengobatan, ilmu kuat seks, dan ilmu-ilmu supranatural lain yang berhubungan dengan fungsi bilologis tubuh manusia.
Jika Anda ingin tahu banyak hal dan bisa melihat kemana-mana tanpa keluar rumah, maka kuasailah ilmu trawangan. Ilmu trawangan berfungsi untuk menajamkan mata batin hingga dapat menangkap isyarat yang halus, melihat jarak jauh, tembus pandang dan lain-lain. Sedangkan Ilmu Ngrogosukmo adalah kelanjutan dari Ilmu Trawagan. Dalam ilmu trawangan hanya mata batin saja yang berkeliaran kemana-mana, sedangkan jika sudah menguasai ilmu ngrogosukmo seseorang bisa melepaskan roh untuk melakukan perjalanan kemanapun dia mau. Baik Ilmu Trawangan maupaun Ngrogosukmo adalah ilmu yang tergolong sulit dipelajari karena membutuhkan keteguhan dan kebersihan hati. Biasanya hanya dikuasi oleh orang yang sudah tua dan sudah tenang jiwanya.4. Ilmu Khodam
Seseorang disebut menguasai ilmu khodam bila orang yang tersebut bisa berkomunikasi secara aktif dengan khodam yang dimiliki. Khodam adalah makhluk pendamping yang selalu mengikuti tuannya dan bersedia melakukan perintah-perintah tuannya. Khodam sesungguhnya berbeda dengan Jin / Setan, meskipun sama-sama berbadan ghaib. Khodam tidak bernafsu dan tidak berjenis kelamin.5. Ilmu Entertainment (Atraksi)
Ada ilmu supranatural yang hanya bisa digunakan untuk pertunjukan di panggung. Sepintas ilmu ini mirip dengan ilmu kanuragan karena bisa memperlihatkan kekebalan tubuh terhadap benda tajam, minyak panas dan air keras. Contoh yang sering kita lihat adalah ilmunya para pemain Debus.6. Ilmu Pengobatan & Kesehatan
Masuk dalam kelompok ini adalah ilmu gurah (membersihkan saluran pernafasan), Ilmu-ilmu pengobatan, ilmu kuat seks, dan ilmu-ilmu supranatural lain yang berhubungan dengan fungsi bilologis tubuh manusia.
TATA CARA MENURUNKAN ILMU GHOIB
Ada tiga hal yang menyebabkan seseorang memiliki kemampuan dan atau mampu menguasai ilmu ghoib supranatural. Yaitu:
1. Menjalankan Tirakat.Tirakat adalah bentuk olah rohani khas jawa yang tujuannya untuk memperoleh energi supranatural atau tercapainya suatu keinginan. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa, mantra, pantangan, puasa atau gabungan dari kelima unsur tersebut. Inilah yang disebut belajar ilmu gaib sesungguhnya, karena berhasi atau tidaknya murid menjalankan tirakat hingga menguasai ilmu, tergantung sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dalam hal ini guru hanya memberi bimbingan.
2. Pengisian.
Seseorang yang tidak mau susah payah juga bisa mempunyai kemampuan supranatural, yaitu dengan cara pengisian. Pengisian adalah pemindahan energi supranatural dari Guru kepada Murid. Dengan begitu murid langsung memiliki kemampuan sama seperti gurunya. Pengisian (transfer ilmu) hanya bisa dilakukan oleh Guru yang sudah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi.
3. Warisan Keturunan.Seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang tidak ia kenal atau ilmu orang lain yang sama sekali tidak dikenal secara otomatis tanpa belajar dan tanpa sepengetahuannya. Maka orang menyebut sebagai “ilmu tiban” yang artinya datang tanpa disangka-sangka.
1. Menjalankan Tirakat.Tirakat adalah bentuk olah rohani khas jawa yang tujuannya untuk memperoleh energi supranatural atau tercapainya suatu keinginan. Tirakat tersebut bisa berupa bacaan doa, mantra, pantangan, puasa atau gabungan dari kelima unsur tersebut. Inilah yang disebut belajar ilmu gaib sesungguhnya, karena berhasi atau tidaknya murid menjalankan tirakat hingga menguasai ilmu, tergantung sepenuhnya pada dirinya sendiri. Dalam hal ini guru hanya memberi bimbingan.
2. Pengisian.
Seseorang yang tidak mau susah payah juga bisa mempunyai kemampuan supranatural, yaitu dengan cara pengisian. Pengisian adalah pemindahan energi supranatural dari Guru kepada Murid. Dengan begitu murid langsung memiliki kemampuan sama seperti gurunya. Pengisian (transfer ilmu) hanya bisa dilakukan oleh Guru yang sudah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi.
3. Warisan Keturunan.Seseorang bisa mewarisi ilmu kakek-buyutnya yang tidak ia kenal atau ilmu orang lain yang sama sekali tidak dikenal secara otomatis tanpa belajar dan tanpa sepengetahuannya. Maka orang menyebut sebagai “ilmu tiban” yang artinya datang tanpa disangka-sangka.
MITOS EFEK SAMPING
Beberapa orang masih menyakini bahwa pemilik Ilmu Gaib akan mengalami kesulitan hidup dan siksaan saat sakaratul maut menjelang kematiannya, susah dapat rezeki, bisa sakit jiwa (gila), menderita saat mati dll. Saya pribadi tidak sependapat dengan argument tersebut. Bukankah masalah rizqi dan nasib adalah Allah SWT yang menentukan. Memang ada banyak pemilik ilmu gaib adalah orang yang tak punya uang alias miskin, tapi saya yakin itu bukan disebabkan oleh ilmunya, melainkan karena dia malas bekerja, bodoh atau tidak memiliki skill yang dapat menghasilkan. Ada juga sebagian orang yang memiliki ilmu gaib yang menjadi sombong dan malas bekerja, mereka hanya mengharapkan orang datang meminta pertolongannya lalu menyelipkan beberapa lembar rupiah ketika bersalaman. Intinya baik buruk efek Ilmu Gaib tergantung pemiliknya. Bisa saja Allah menghukum dengan cara menyulitkan rezeki, menyiksa saat datangnya ajal atau hukuman lain karena orang tersebut sombong dan suka menindas orang lain dengan ilmunya, bukankah kita selalu dibawah kekuasaan dan lindungan Allah.
Beberapa orang masih menyakini bahwa pemilik Ilmu Gaib akan mengalami kesulitan hidup dan siksaan saat sakaratul maut menjelang kematiannya, susah dapat rezeki, bisa sakit jiwa (gila), menderita saat mati dll. Saya pribadi tidak sependapat dengan argument tersebut. Bukankah masalah rizqi dan nasib adalah Allah SWT yang menentukan. Memang ada banyak pemilik ilmu gaib adalah orang yang tak punya uang alias miskin, tapi saya yakin itu bukan disebabkan oleh ilmunya, melainkan karena dia malas bekerja, bodoh atau tidak memiliki skill yang dapat menghasilkan. Ada juga sebagian orang yang memiliki ilmu gaib yang menjadi sombong dan malas bekerja, mereka hanya mengharapkan orang datang meminta pertolongannya lalu menyelipkan beberapa lembar rupiah ketika bersalaman. Intinya baik buruk efek Ilmu Gaib tergantung pemiliknya. Bisa saja Allah menghukum dengan cara menyulitkan rezeki, menyiksa saat datangnya ajal atau hukuman lain karena orang tersebut sombong dan suka menindas orang lain dengan ilmunya, bukankah kita selalu dibawah kekuasaan dan lindungan Allah.
Dikutip dari Berbagai Sumber – Oleh : Ahmad Ismail hamdani,
http://www.metafisika-supranatural.com/
KONSEP NGELMU & LELAKU
Salah satu wujud dan sifat khas masyarakat Jawa adalah bersikap prihatin dengan mengutamakan lelaku. Mengutamakan lelaku disini bertujuan untuk menuju kepada jalan makrifat mencapai ‘Jumbuhing Kawula lan Gusti’.
Ajaran kejawen tentang thalabul ilmi atau tentang menuntut ‘ngelmu dan lelaku’ dapat kita jumpai dalam ‘Serat Wedhatama’ karangan Sri Mangkunegara IV, Pupuh II – tembang Pucung, bait pertama yang berbunyi :
Ngelmu iku, kelakone kanthi laku
Lekase lawan kas, tegase kas nyantosani
Satya budya pangekese dur angkara
Terjemahannya :Ilmu itu, harus diperoleh melalui laku (belajar)
Dalam belajar niatnya harus kuat & mantap
Sabar tawakal untuk menghancurkan sifat angkara murka
Jika ajaran diatas diterapkan dalam kehidupan nyata maka mengandung makna bahwa untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan hidup, entah itu dalam hal material maupun spiritual diperlukan sebuah dasar pondasi yang kuat dan kokoh, kemudian harus memahami dasar ilmu tersebut baik secara teoritis maupun aplikatif melalui praktik (lelaku) dalam kehidupan riil.
Pondasi yang kuat diatas digambarkan sebagai kekuatan jiwa yang memiliki daya hangngedab-edabi (dahsyat) sebagai wujud semangat makaryo (bekerja) untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu juga diimbangi dengan semangat pengabdian yang tulus untuk manembah artinya menjalani aktivitas ibadah keagamaan (hablum minallah), lelaku spiritual & ritual budaya.
Konsep keseimbangan tersebut juga berlaku sebagai dasar falsafah hidup orang jawa, Jika orang Jawa mengenal konsep : ‘Narimo ing Pandum’ (menerima takdir Illahi) bukan berarti dalam memenuhi kebutuhan hidup cukup dengan bermalas-malasan dan ibarat menunggu rezeki yang turun dari langit saja, artinya bahwa orang Jawa pada umumnya memiliki sikap prihatin dan etos kerja yang kuat untuk terus berusaha makaryo nggayuh kamulyaning gesang ndonya akherat.
SIKAP LAKU PRIHATINSikap hidup orang Jawa yang diwarisi dari leluhurnya terjelma didalam lelaku dan usahanya untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup. Sikap hidup yang demikian itu tampak dan diwujudkan sebagai sikap ‘prihatin’, yang intinya sikap hidup yang sederhana tidak berfoya-foya menghamburkan waktu & uang atau melampiaskan hawa nafsu untuk mendapatkan kenikmatan semu yang sementara saja.
Orang yang prihatin bukan berarti selalu bersedih-sedih, tidak menikmati hidup, senantiasa berpuasa, bersemedi, tetapi prihatin berarti bersikap, berpikir dan bertindak dengan penuh kesederhanaan, sesuai dengan kemampuan & kompetensi masing-masing.
Ajaran keprihatinan mengandung unsur kesederhanaan yang senantiasa terjelma dalam tatanan kehidupan tradisi, budaya dan spiritual kejawen. Dengan prinsip keprihatinan dan kesederhanaan tersebut setiap orang pasti akan dapat mencapai sesuatu yang maksimal sesuai dengan tolok ukur dan kemampuan masing-masing pribadi, tidak dengan tolok ukur orang lain terutama untuk sesuatu yang sifatnya berlebihan dibandingkan dengan kemampuan pribadinya. Sikap laku prihatin diatas sejalan dengan sikap yang selalu bersyukur dan ikhlas menerima setiap karunia Illahi.
Ajaran tentang lelaku dan ngelmu kejawen juga menunjukkan konsep kesederhanaan dalam berpikir dan berbuat, intinya sebaiknya kita tidak memimpikan menggapai bintang dilangit, tetapi hendaknya meraih saja apa yang mampu kita raih, yaitu belajar ngelmu yang bermanfaat dan mampu menjadi bekal hidup dan sarana untuk mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan alam kelanggenggan nantinya.
SIKAP ELING LAN WASPADASarana utama untuk dapat mencapai ilmu makrifat, maka seseorang harus melandasi dirinya dengan sikap : eling, waspada, mbekas kahardaning driya. Pujangga besar R. Ranggowarsito dalam Serat Kalatidha, bait ke-7 Tembang Sinom menyatakan :
Amenangi jaman edan, Ewuh Oyo ing Pambudi
Melu edan ora tahan, yen tan melu anglakoni,
Boya kaduman melik, kaliren wekasanipun
Dilalah kersaning Allah, Sak begja-bejane wong kang lali
Luwih begja wong kang eling lan waspada.Terjemahan bebas :
Suatu hari nanti akan datang jaman edan yang serba sulit dalam menjalani hidup Kebanyakan orang akan menjadi ‘gila/lupa diri’ karena tak tahan menghadapi godaan, sebab kalo nggak ikut2an gila maka mereka nggak akan mendapat bagian dan mereka merasa was-was ketakutan akan berakhir tragis dengan mati kelaparan. Orang2 yang ‘gila/lupa diri’ ini tak akan segan dan sungkan melakukan manuver licik, sadis dan bengis menindas sesamanya (korupsi, manipulasi, kolusi, nepotisme, dll), mereka akan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisi dan memuaskan hawa nafsunya. Tetapi sesungguhnya takdir dan kehendak Allah akan membuktikan bahwa sebahagia-bahagianya orang yang ‘gila/lupa diri’ tidak akan sebahagia orang yang selalu eling ‘ingat’ dan waspada.
Dikutip : Dari berbagai Sumber oleh Ahmad Ismail Hamdani.-
http://www.metafisika-supranatural.com/
Langganan:
Postingan (Atom)